
Petta – Sosok muda bernama Muammar Ferirae Gandi Rusdi Masse tengah menjadi perhatian setelah namanya tercantum sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulawesi Selatan dalam laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), infopemilu.kpu.go.id.
Nama Muammar sontak memicu pertanyaan di kalangan internal PSI maupun publik. Pasalnya, belum ada pelantikan terbuka atau pengumuman resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI yang menyatakan ia menggantikan Muhammad Surya, ketua sebelumnya yang dikenal sebagai salah satu pendiri PSI di Sulsel.
Yang lebih mengejutkan, keputusan ini justru berbeda dari isu yang sebelumnya santer beredar di publik, yakni bahwa Rusdi Masse, ayah Muammar yang juga Ketua DPW Partai NasDem Sulsel, disebut-sebut akan bergabung dan memimpin PSI Sulsel. Namun kenyataannya, bukan RMS yang muncul dalam struktur PSI, melainkan putra sulungnya yang baru berusia 19 tahun.
Data dalam sistem informasi partai politik KPU secara tegas mencantumkan nama Muammar Ferirae sebagai ketua PSI Sulsel, berdasarkan SK Nomor 139/SK/DPP/2025 tertanggal 2 Juni 2025. Tak hanya itu, Muammar juga diketahui hadir langsung dalam Kongres Nasional PSI 2025 di Solo, 19–20 Juli lalu.

Dalam sebuah foto yang beredar di media sosial, Muammar tampak berdiri berdampingan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di atas panggung kongres. Keduanya mengenakan seragam putih khas PSI, lengkap dengan latar belakang spanduk acara kongres.
Teka-Teki Proses Pergantian
Hingga saat ini, belum ada pernyataan terbuka dari DPP PSI mengenai pengangkatan Muammar. Namun, Ketua Harian PSI Sulsel Rahman Syah membenarkan bahwa segala urusan kepemimpinan di tingkat wilayah sepenuhnya menjadi kewenangan pusat.
“Itu sudah menjadi ranah DPP PSI,” kata Rahman Syah singkat saat dikonfirmasi oleh Tribun Timur, Senin (21/7/2025). Rahman Syah, yang juga baru saja ditunjuk sebagai Ketua Harian menggantikan pengurus sebelumnya, enggan memberi penjelasan lebih jauh.
Sementara itu, informasi masuknya Muammar ke PSI semakin kuat dengan kehadirannya dalam struktur baru. Termasuk pula figur lain yang bergabung, seperti mantan calon Wakil Wali Kota Makassar Indira Mulyasari Paramastuti, yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPW PSI Sulsel menggantikan Maqbul Halim.
“Kami ditugaskan untuk menyusun dan merampungkan struktur kepengurusan PSI di Sulsel. Ini amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab,” ujar Indira saat dihubungi, Senin (21/7/2025).
Meski nama Muammar Ferirae masih asing dalam politik Sulsel, ia adalah anak pertama Rusdi Masse, tokoh berpengaruh yang sukses mengantar Partai NasDem menjadi partai pemenang Pemilu 2024 di Sulsel. Lahir di Jakarta, 4 Februari 2006, Muammar kini baru berusia 19 tahun. Jika benar-benar memimpin PSI Sulsel secara sah, ia akan menjadi salah satu pimpinan partai termuda di tingkat provinsi di Indonesia.
PSI dalam Transisi
Langkah ini menjadi bagian dari restrukturisasi besar-besaran PSI pasca-Kongres Solo, yang juga mengukuhkan kembali Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum DPP PSI untuk periode 2025–2030. Kaesang memperoleh 65,28 persen suara dari 157.579 peserta e-voting yang dilakukan selama sepekan.
Kongres tersebut juga menetapkan pembentukan Tim Formatur untuk menyusun struktur baru, yang disinyalir menjadi momentum masuknya nama-nama baru seperti Muammar, Indira, dan Rahman Syah ke dalam kepengurusan.
“Kongres PSI Solo memberikan mandat kepada kami untuk melakukan konsolidasi organisasi hingga tingkat desa dan kelurahan, termasuk menyosialisasikan identitas baru partai,” ujar Rahman.
Salah satu hasil kongres adalah penegasan PSI sebagai “partai super terbuka”, yang memberi ruang partisipasi luas kepada kader tanpa sekat identitas atau latar belakang.
Meski secara administratif nama Muammar Ferirae Gandi Rusdi Masse telah terdaftar sebagai Ketua DPW PSI Sulsel di laman KPU, keabsahan formalnya masih menunggu pernyataan resmi dari DPP PSI. Di tengah transisi struktural usai kongres, banyak yang menantikan kejelasan apakah benar sosok muda ini akan menjadi ujung tombak PSI di Sulawesi Selatan.
Jika benar, kehadiran Muammar Gandi bukan hanya kejutan, tetapi juga sinyal bahwa regenerasi partai kini bergerak makin cepat bahkan sebelum mereka memasuki usia 20 tahun.