
Petta – Haji Isam, alias Andi Syamsuddin Arsyad, nama besar di dunia bisnis Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai “Crazy Rich Batulicin”, lagi-lagi mencuri perhatian publik. Tapi kali ini, sorotan bukan tertuju pada dirinya melainkan anaknya, Jhony Saputra, yang sudah punya karier bikin iri di usia yang bahkan belum cukup untuk menyewa mobil di beberapa negara.
Sabtu pagi (30/11/2024), nama Jhony trending di media sosial X setelah akun @/profesor_saham memposting unggahan yang cukup pedas:
“Kalian umur 21 tahun udah jadi apa? Perkenalkan anak Haji Isam, Jhony Saputra, Komisaris Utama, crazy rich Kalimantan,” tulis akun itu.
Tentu saja, postingan ini langsung mengundang respons dari segala arah. Ada yang kagum, ada juga yang refleksi diri dengan nada sedikit getir.
Komisaris di Usia 21, Apa Kabar Kita?
Jhony Saputra, yang usianya baru menginjak 21 tahun, sudah menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), perusahaan kelapa sawit raksasa yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 2022. Jabatan itu bukan cuma pajangan. Selain di JARR, Jhony juga memegang posisi strategis di PT Araya Agro Lestari, PT Citra Agro Raya, dan beberapa perusahaan lain yang namanya saja sudah terdengar elit.
Sederet portfolio bisnisnya mungkin bikin kita berpikir, “Umur segini gue lagi ngapain, ya?” Tapi, privilege memang nyata. Jhony jelas punya pijakan awal yang nggak semua orang dapatkan: seorang ayah miliarder dengan kerajaan bisnis yang luas.

Cuma Lulusan SMA
Bicara soal pendidikan, Jhony lulusan SMA Al Azhar Jakarta Selatan, kelar tahun 2018. Kalau biasanya anak-anak seusianya sibuk galau soal jurusan kuliah, Jhony sudah mulai sibuk memegang kendali perusahaan. Yang menarik, Jhony juga punya hobi off-road, olahraga ekstrim yang jelas nggak murah. Aktivitas ini jadi salah satu cara dia menghabiskan waktu di luar urusan bisnis yang (mungkin) menuntut.
Drama Kehilangan Rp4,55 Triliun
Tentu saja, hidup Jhony nggak selalu seperti adegan slow-motion di video klip. Beberapa waktu lalu, dia dan kakaknya, Liana Jhonlin, sempat diterpa kabar miring tentang kehilangan harta hingga Rp4,55 triliun. Angka yang bahkan sulit dibayangkan sebagian besar orang. Kerugian ini kabarnya akibat penurunan performa saham perusahaan sawit keluarga dan divestasi saham besar-besaran.
Warganet: Kagum atau Iri?
Respons warganet atas cerita sukses Jhony ini beragam. Ada yang melihatnya sebagai inspirasi, tapi nggak sedikit juga yang merasa ini lebih soal lahir di keluarga yang tepat.
“21 tahun gue masih main pingpong di kampus, ni orang udah jadi komisaris” tulis seorang warganet dengan nada getir.
“Wajib ngisi seminar nih, keren banget umur 21 sudah jadi CEO. Anak muda sekarang musti belajar bagaiman bisa kerja keras seperti beliau” sindir yang lain.
Privilege Itu Nyata, Tapi Kerja Keras Tetap Penting
Kasus Jhony Saputra ini memunculkan lagi diskusi klasik soal privilege vs kerja keras. Di satu sisi, jelas dia punya keuntungan besar karena lahir di keluarga konglomerat. Tapi di sisi lain, nggak semua anak miliarder bisa punya mental dan keahlian untuk menjalankan bisnis sebesar itu.
Apapun pendapat orang, Jhony sudah membuktikan bahwa dia bukan cuma “anak bos,” tapi juga bagian dari cerita keluarga yang terus membangun imperium bisnis. Dan bagi kita yang masih sibuk cari passion di usia 20-an? Mungkin cerita Jhony bisa jadi bahan introspeksi atau bahan jokes self-deprecating di grup WhatsApp.