Bukalapak Tutup Lapak Mulai Hari Ini, Fokus ke Pulsa dan Token Listrik!

Bukalapak yang menjadi salah satu pelopor marketplace di Indonesia kini resmi tutup layanan. (©Clay)

Petta – Hari ini menandai akhir era Bukalapak sebagai marketplace yang dikenal luas. Mulai Selasa (7/1), perusahaan ini secara resmi menghentikan penjualan produk fisik seperti handphone, fesyen, peralatan rumah tangga, dan makanan. Sebagai gantinya, Bukalapak akan fokus menjual produk virtual seperti pulsa, token listrik, dan layanan pembayaran lainnya.

Dalam blog resminya, Bukalapak menjelaskan langkah ini sebagai bagian dari transformasi besar. “Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” tulis mereka.

Tentu, keputusan ini akan berdampak besar pada para pelapak. Namun, Bukalapak berjanji untuk memastikan transisi ini berjalan lancar. Para pedagang masih bisa mengunggah produk baru hingga 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB, sebelum fitur tersebut dinonaktifkan mulai 1 Februari. Pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret akan dibatalkan otomatis, dan dana pembeli akan dikembalikan melalui BukaDompet.

Langkah ini dilakukan di tengah persaingan ketat dengan raksasa e-commerce lain seperti Shopee dan Tokopedia, yang kini dimiliki mayoritas oleh ByteDance, perusahaan induk TikTok. Menurut laporan iPrice tahun 2024, Shopee mencatatkan kunjungan bulanan rata-rata sebesar 148 juta, diikuti Tokopedia dengan 125 juta kunjungan, sementara Bukalapak tertinggal jauh dengan hanya memperoleh 29 juta kunjungan.

Kinerja keuangan Bukalapak juga menunjukkan tantangan besar. Dalam laporan tahunan 2024, Bukalapak hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,2 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan Shopee Indonesia yang meraih Rp19,8 triliun dan Tokopedia yang berhasil mengantongi Rp15,4 triliun di periode yang sama. Laporan ini menggarisbawahi dominasi Shopee dan Tokopedia di sektor marketplace yang semakin kompetitif, mendorong Bukalapak untuk mencari ceruk pasar baru dengan fokus pada layanan virtual.

Berikut beberapa daftar layanan baru Bukalapak pasca penutupan marketplace: Pulsa Prabayar, Pulsa Pascabayar, Paket Data, Token Listrik, Listrik Pascabayar, Prakerja Bukasend, Angsuran Kredit, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Air PDAM, Telkom, TV Kabel & Internet, Pajak PBB, Penerimaan Negara, Voucher Streaming, Bayar Denda Tilang, Bayar PPh Final, Bayar PPN, Bayar PPh 21, Bayar SBN, Bayar Bea, BMoney Voucer Digital Emas, dll.

    “Mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan. Pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini,” tegas Bukalapak dalam pengumumannya. Meski menyakitkan bagi beberapa pihak, langkah ini tampaknya menjadi jalan yang dipilih perusahaan untuk tetap relevan di tengah perubahan pasar.

    Bukalapak pertama kali berdiri pada tahun 2010 dengan misi mendigitalkan transaksi untuk usaha kecil. Kini, mereka membuka babak baru yang menandai fokus pada ekonomi digital. Selamat tinggal produk fisik, halo layanan virtual.

    Total
    0
    Shares
    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Related Posts