
Barru, Petta – Konsep Shinrin Yoku atau “mandi hutan” yang populer di Jepang mencuat dalam audiensi antara Pemerintah Kabupaten Barru dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melalui Badan Pembina Harian (BPH), Senin (22/9/2025).
Audiensi berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Lantai 5 Mal Pelayanan Publik (MPP) Kantor Bupati Barru. Pertemuan dipimpin Wakil Bupati Barru, Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., yang menyampaikan salam hormat sekaligus permohonan maaf dari Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari, S.H., M.Si., karena berhalangan hadir.
Abustan menegaskan, Pemkab Barru terbuka terhadap kolaborasi dengan dunia akademik, khususnya dalam mengembangkan potensi lokal.
“Barru adalah daerah kecil, tapi punya keunikan besar. Kita memiliki potensi tambang, pertanian, perikanan, hingga pariwisata yang unik. Salah satunya hutan mangrove Pulau Pannikiang dan kawasan Pacekke. Ke depan, kami ingin sektor ini dikelola secara berkelanjutan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat,”
Abustan A. Bintang, Wakil Bupati Barru
Ketua BPH Unismuh Makassar, Prof. Dr. Gagaring Pagalung, M.Si., Ak., CA., CSRA., menyampaikan bahwa Hutan Pendidikan seluas 229 hektar yang diamanahkan pemerintah pusat kepada Unismuh akan difungsikan sebagai laboratorium penelitian, pusat pembelajaran, sekaligus ruang pemberdayaan masyarakat.
Ia juga membawa gagasan pengembangan Shinrin Yoku di kawasan Pacekke sebagai destinasi wisata kesehatan.
“Di Jepang, Shinrin Yoku bahkan diresepkan dokter untuk mengurangi stres. Pacekke punya ekosistem yang unik, embung, udara segar, serta jejak sejarah. Semua potensi itu bisa dikemas menjadi wisata kesehatan sekaligus laboratorium pendidikan,”
Gagaring Pagalung, Ketua BPH Unismuh
Menanggapi hal tersebut, Abustan menyambut baik gagasan itu, namun menekankan bahwa pertemuan ini masih sebatas penjajakan peluang kerja sama.
“Kita terbuka dengan inovasi dari perguruan tinggi, apalagi yang selaras dengan visi daerah: membangun Barru dari potensi dan keunikan lokal. Insya Allah penjajakan ini akan kita tindaklanjuti dalam bentuk MoU dan perjanjian teknis lintas sektor,” katanya.
Selain membahas kehutanan dan wisata lingkungan, audiensi juga menyinggung peluang sinergi di bidang pertanian, perkebunan, dan pemberdayaan masyarakat. Wabup Abustan memaparkan konsep integrated farming system yang tengah dikembangkan Pemkab Barru, mencakup peternakan ayam rakyat, perkebunan, kopi, hingga durian musangking.
Pertemuan menghasilkan kesepahaman awal untuk memperkuat komunikasi dan menyiapkan langkah menuju Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemkab Barru dan Unismuh Makassar. MoU tersebut nantinya akan diturunkan menjadi perjanjian kerja sama teknis (PKS) lintas sektor, melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Bappelitbangda Barru.
“Insya Allah, MoU ini akan menjadi payung besar kerja sama. Teknisnya nanti bisa meliputi pendidikan, kehutanan, pertanian, hingga pemberdayaan masyarakat. Kami siap menindaklanjuti secepatnya agar hasilnya bisa dirasakan langsung oleh warga Barru,” tegas Abustan.
Turut hadir dari Unismuh, antara lain Dr. Ir. H. Muhammad Saiful Saleh, Dr. H. Kamaruddin Muha, M.Pd., Dr. Israri, S.Pd., S.T., M.T., IPM, serta Andi Uswatun, S.Sos. Dari pihak Pemkab Barru hadir pula Asisten I Setda Barru, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Sekdis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabid Penataan Lingkungan Hidup, Kabid Pengendali Dampak Lingkungan, dan perencana ahli muda Bappelitbangda.