
Barru, Petta.id – Lapangan Sumpang Binangae, Kabupaten Barru, Minggu (17/8/2025) sore, baru saja menjadi saksi khidmatnya upacara penurunan Sang Merah Putih pada peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Barisan peserta masih berdiri rapi, menuntaskan detik-detik terakhir prosesi.
Namun tak lama kemudian, suasana berubah total. Dari panggung kehormatan, Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari, S.H., M.Si., bersama Wakil Bupati dan jajaran pejabat menuruni tangga. Alih-alih meninggalkan lapangan, mereka justru menghampiri para peserta dengan senyum lebar.
Di tengah kerumunan, sang bupati tiba-tiba mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.
“Ayo, kita selfie sama-sama!” serunya lantang.
Sekejap saja, lapangan yang tadinya hening berubah riuh. Para pelajar berdesakan mendekat, melambaikan tangan, bahkan ada yang bersorak kegirangan.
“Ini hari kita semua, hari penuh syukur dan kebanggaan. Mari kita rayakan dengan suka cita, dengan kebersamaan, karena kemerdekaan milik seluruh rakyat,” ujar Andi Ina sembari tersenyum.
Tak berhenti di situ, musik pengiring riang kemudian terdengar. Sang bupati dan wakilnya pun ikut berjoget ringan, diikuti tawa dan tepuk tangan warga. Sekat antara pemimpin dan rakyat seakan runtuh sore itu. Yang tersisa hanyalah kebersamaan di hari besar bangsa.
Bagi pelajar, momen itu terasa begitu berharga. “Senang sekali bisa foto bareng Ibu Bupati. Rasanya seperti dapat hadiah di hari kemerdekaan,” ucap seorang anggota pramuka sambil tersenyum malu-malu.
Di Barru, perayaan kemerdekaan kali ini bukan hanya seremonial, melainkan juga ruang kebersamaan. Tawa, swafoto, dan tarian sederhana menjadi penanda bahwa makna merdeka tak berhenti di upacara formal, tetapi juga dalam ikatan persaudaraan yang menyatukan generasi dan pemimpin.
Hari merdeka, hari bahagia, sebuah momentum di mana semangat nasionalisme tak hanya dikumandangkan, tapi juga dirayakan bersama dengan hangat.