
Parepare, Petta – Turnamen Domino Wali Kota Cup Parepare 2025 yang digelar di Lapangan Andi Makkasau, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, berakhir ricuh. Sejumlah peserta melayangkan protes keras hingga melempar kursi karena nama mereka belum masuk dalam bagan pertandingan.
Kericuhan terjadi pada Sabtu (6/9/2025) ketika ratusan peserta dari berbagai daerah sudah bersiap bertanding. Sejak pagi mereka menunggu jadwal, namun hingga sore hari masih banyak nama yang belum tercantum di bagan pertandingan. Surahman, salah satu peserta asal Makassar meluapkan kekecewaannya
“Saya 12 pasang dari Makassar ini sejak pagi menunggu tapi belum main. Nama di bagan belum keluar. Pastilah kecewa,” ujarnya.

Peserta menilai panitia tidak siap menyelenggarakan turnamen dengan jumlah peserta besar. Sejumlah keluhan muncul mulai dari ketidakjelasan sistem pertandingan, keterlambatan penyusunan bagan, hingga kondisi venue yang dinilai kurang layak.
“Sudah sewa hotel, makan, dan bensin. Tapi sampai sini tidak ada kejelasan. Padahal kami sudah bayar uang pendaftaran,” tambah Surahman.
Situasi memanas ketika peserta mendatangi meja panitia dan menuntut turnamen dibubarkan. Beberapa bahkan melempar kursi sebagai bentuk protes. Mereka juga menuding panitia tetap membuka pendaftaran baru meski jadwal sudah ditutup.
“Kita lihat penerangan tidak siap. Panitia tidak sanggup, kami minta bubarkan saja. Tidak siap ini tournament,” kata salah seorang peserta lainnya.
Di tempat terpisah, Ketua Panitia Domino Wali Kota Cup, Anwar Saad, menyampaikan permohonan maaf atas kekacauan tersebut. Ia mengaku masih berupaya menyelesaikan persoalan agar pertandingan bisa tetap dilanjutkan.
“Saya selaku ketua panitia memohon maaf jika ada kekurangan. Kita akan carikan solusinya. Pertandingan tetap akan lanjut,” ujarnya.
Meski demikian, sebagian besar peserta tetap memilih mengundurkan diri dan mendesak agar uang pendaftaran dikembalikan, termasuk peserta asal Kabupaten Bulukumba.
“Kembalikan semua uang pendaftaran untuk Bulukumba 94 pasang (peserta), saya juga Bulukumba mau pulang,” ujar perwakilan Bulukumba.
Ketegangan semakin meningkat ketika peserta asal Kabupaten Bulukumba ini mendesak aparat kepolisian yang berada di lokasi untuk turun tangan mempertemukannya dengan Wali Kota.
“Karena panitia pelaksana ataupun penanggung jawab tidak hadir di tempat ini, kita minta kepada pihak kepolisian untuk mempertemukan kita dengan Wali Kota Parepare,” ujarnya lantang.
Turnamen Domino Wali Kota Cup Parepare 2025 sejatinya digelar untuk menjadi ajang silaturahmi antar-pemain domino dari berbagai daerah. Ajang ini juga berada di bawah naungan Persatuan Olahraga Domino Indonesia (Pordi). Namun, dengan adanya kericuhan ini, sejumlah peserta menilai penyelenggaraan di Parepare justru mencoreng nama baik organisasi tersebut.
“Kacau sekali ini, masa sudah lama menunggu begini masih banyak yang belum main. Saya mau katakan panitia di Parepare tidak siap dan mencoreng nama baik Pordi,” kata Surahman.
Sebelumnya, Wali Kota Parepare Tasming Hamid mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari kalender olahraga rekreasi yang diharapkan mendatangkan wisatawan sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat.
“Peserta dari 18 provinsi hadir di Parepare, Insya Allah mereka akan menikmati kuliner lokal dan wisata, khususnya di kawasan PantaiKu. Ini tentu menggeliatkan ekonomi masyarakat,” kata Tasming Hamid.
Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Pemkot Parepare maupun pengurus Pordi terkait kericuhan tersebut.