Inilah Cara Bank dan Fintech Diam-diam Menyedot Tabunganmu

Ilustrasi: Dompet kosong. (Unsplash/Emil Kalibradov)

Jika kamu merasa uang di rekeningmu semakin tipis padahal pengeluaran tampak biasa saja, kamu mungkin sedang jadi korban “penyedotan halus” yang dilakukan oleh pihak bank dan fintech. Mungkin terdengar dramatis, tapi kenyataannya, banyak dari kita yang tidak menyadari seberapa besar biaya-biaya tersembunyi dari layanan keuangan yang kita gunakan sehari-hari.

Biaya Administrasi yang Tak Terlihat, tapi Nyata

Banyak bank yang masih membebankan biaya administrasi bulanan tanpa kita sadari. Biaya ini bisa terlihat kecil di awal – sekitar Rp5.000 hingga Rp15.000 per bulan. Tapi coba kalikan selama setahun, dan jumlahnya bisa setara dengan harga makan siangmu selama sebulan. Laporan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2023 menemukan bahwa sekitar 60% nasabah tidak menyadari besarnya biaya yang dipotong dari rekening mereka setiap bulannya. “Banyak nasabah berpikir bahwa akun tabungan mereka tidak dikenakan biaya, padahal biaya-biaya kecil ini bisa menumpuk,” kata Prof. Iman Santoso, ahli perbankan dari Universitas Indonesia.

Bunga Pinjaman dan PayLater: Solusi Instan yang Berujung Beban

Layanan PayLater semakin populer, terutama di kalangan anak muda yang ingin belanja praktis tanpa harus menunggu gajian. Tapi ingat, bunga dari layanan ini bisa mencapai 2-4% per transaksi – angka yang tampak kecil, tetapi akan menumpuk jika tidak segera dilunasi. Misalnya, jika kamu sering menggunakan PayLater untuk transaksi kecil, bunga dari beberapa transaksi itu bisa menjadi pengeluaran tambahan yang kamu bayarkan tanpa sadar. Efek bunga majemuk bisa jadi seperti “jebakan” karena semakin lama utang tidak dilunasi, semakin besar bunga yang harus kamu bayar.

Potongan dari E-Wallet dan Kartu Debit

Kamu mungkin berpikir dompet digital lebih hemat dibandingkan dompet fisik, tapi apakah kamu sadar ada biaya tersembunyi saat kamu melakukan transfer, penarikan tunai, atau pembayaran dengan e-wallet tertentu? Sebuah penelitian oleh Center for Financial Inclusion di tahun 2022 menemukan bahwa pengguna e-wallet rata-rata kehilangan sekitar Rp25.000 per bulan hanya dari biaya transaksi tambahan. Bagi kaum milenial dan Gen Z yang sudah beralih dari uang tunai. Biaya ini menjadi semacam “beban tak terlihat” yang bisa sangat berpengaruh pada pengelolaan keuangan jangka panjang.

Apa Solusinya? Pilih Layanan Keuangan dengan Biaya yang Transparan

Jika kamu ingin menekan biaya, pilihlah bank atau layanan e-wallet yang tidak mengenakan biaya administrasi atau minimal biayanya sangat rendah. Banyak bank digital yang menawarkan layanan bebas biaya bulanan dan transaksi gratis untuk transfer antarbank, yang tentu bisa lebih hemat. Selain itu, selalu periksa kembali kebijakan layanan PayLater yang kamu gunakan. Lihat dengan teliti kapan kamu dikenakan bunga dan berapa besarannya.

Di dunia yang serba digital dan serba cepat ini, menjadi sadar akan pengeluaran kecil bisa membuat perbedaan besar. Mulailah dengan memantau transaksi di rekeningmu. Ingat, kontrol finansial tidak hanya soal pendapatan besar, tapi juga tentang seberapa cermat kamu dalam menjaga uangmu dari “kebocoran halus” yang bisa datang dari mana saja.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts