Superman Is Dead Membawa Keroncong ke Panggung Global Lewat “1984”

Superman is Dead dan grup musik keroncong Sekar Benawa, dalam video klip lagu terbarunya, 1984. (Youtube/ SID Official Channel)

Petta – Superman Is Dead (SID) kembali membuktikan bahwa mereka bukan sekadar band punk rock biasa. Dalam single terbaru mereka, “1984”, SID mengambil risiko besar dengan keluar dari zona nyaman dan menyelami genre keroncong. Langkah ini tak hanya mengejutkan tetapi juga membuka babak baru dalam perjalanan musikal mereka yang sudah berlangsung hampir tiga dekade.

“1984” adalah pernyataan keberanian. Berkolaborasi dengan Sekar Benawa, grup musik keroncong asal Purwodadi yang dikenal dengan pendekatan tradisionalnya, SID menciptakan perpaduan yang memukau. Bayangkan denting gitar keroncong berpadu dengan vokal lantang Bobby Kool dan ritme khas Jerinx—hasilnya adalah sesuatu yang belum pernah terdengar sebelumnya.

Sekar Benawa tidak hanya menjadi latar, tetapi benar-benar membentuk inti dari lagu ini. Mereka membawa esensi keroncong tradisional ke dalam karya SID, menciptakan pengalaman sonik yang mendalam dan otentik.

Distopia Orwellian dalam Nada Keroncong

Terinspirasi oleh novel legendaris George Orwell, “1984” adalah sebuah manifestasi musikal tentang perlawanan dan kebebasan. Liriknya menyerang dengan kejujuran brutal, mengkritik kontrol kekuasaan yang mengekang kebebasan atas nama “keamanan.” Kalimat seperti, “Kau potong lidah yang berani tandingi narasi, sepalsu itu dominasimu,” menunjukkan ketajaman SID dalam menerjemahkan tema Orwellian ke dalam konteks modern.

Lagu ini menjadi relevan secara global, terutama di era di mana kebebasan sering kali dijadikan alat tawar-menawar oleh oligarki dan media. “1984” bukan hanya sebuah lagu; ini adalah seruan revolusi dalam nada.

Musik Sebagai Media Perlawanan

Superman Is Dead selalu dikenal karena keberanian mereka dalam menyuarakan isu-isu sosial. Tetapi, “1984” melangkah lebih jauh. Dengan membungkus pesan kritis mereka dalam melodi keroncong yang merdu, SID menunjukkan bahwa musik bisa menjadi alat perlawanan yang lebih efektif daripada slogan kosong.

Bagian Outro, yang mengimpikan dunia tanpa bias politik identitas, adalah refleksi mendalam yang melampaui batas genre dan budaya. SID mengingatkan kita semua bahwa kebebasan adalah hak fundamental yang tidak boleh dikorbankan.

Melampaui Ekspektasi: SID di Puncak Inovasi

Menggabungkan keroncong dengan akar punk rock mereka, SID sekali lagi menunjukkan bahwa mereka tidak pernah berhenti berevolusi. “1984” adalah bukti keberanian dan kreativitas tanpa batas, yang menjadikan mereka salah satu band paling relevan di Indonesia dan mungkin dunia.

“1984” sudah keluar di berbagai platform streaming. Jika kamu belum mendengarnya, kamu sedang melewatkan salah satu eksplorasi musikal terbaik tahun ini. Ini adalah SID seperti yang belum pernah kamu dengar sebelumnya.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts