Hidup Sehat Lewat Gym: Antara Tren, Risiko, dan Etika yang Perlu Dijaga

Ilustrasi: Perempuan yang sedang menekuni olahraga gym. (©Unsplash/Şule Makaroglu)

Petta – Gym kini menjadi bagian dari gaya hidup modern. Di Indonesia, jumlah studio fitness terus bertambah, mulai dari boutique gym hingga pusat kebugaran berskala besar. Tren ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran anak muda untuk menjaga tubuh tetap sehat, bugar, dan tampil percaya diri.

Namun, gaya hidup gym tidak selalu tanpa risiko. Kasus serangan jantung mendadak hingga cedera karena latihan berlebihan kini menjadi sorotan global. Pemerintah Punjab, India, misalnya, baru-baru ini mengeluarkan peringatan setelah lonjakan kasus kematian mendadak di pusat kebugaran. Mereka merekomendasikan pemeriksaan kesehatan sebelum memulai latihan intensif.

“Siapa pun yang memiliki kondisi jantung, hipertensi, atau asma harus menjalani tes kesehatan terlebih dahulu sebelum ikut latihan berat. Pemanasan, pendinginan, dan latihan dengan pengawasan pelatih bersertifikat sangat penting,” kata seorang pejabat kesehatan Punjab, dikutip dari Times of India.

Keseimbangan Antara Semangat dan Keselamatan

Pelatih selebriti asal Amerika, Gunnar Peterson, menekankan bahwa hasil latihan tidak hanya ditentukan dari kerasnya latihan di gym. Ada empat kebiasaan sederhana yang menurutnya wajib diperhatikan: tidur cukup, hidrasi, nutrisi seimbang, dan variasi dalam latihan.

“Konsistensi adalah kuncinya, tapi jangan lupakan tidur. Tujuh hingga sembilan jam istirahat setiap malam bisa membuat otot pulih lebih cepat dan mengurangi risiko cedera,” ujar Peterson seperti dilansir Self.

Ia juga menambahkan pentingnya menjaga akuntabilitas. “Cobalah berbagai jenis latihan. Jangan hanya treadmill setiap hari. Tubuh butuh tantangan berbeda untuk berkembang,” katanya.

Membangun Hubungan Positif dengan Olahraga

Bagi sebagian orang, gym menjadi tempat menemukan versi terbaik dirinya. Namun ada juga yang merasa terbebani karena ekspektasi. Menurut laporan Time, kunci agar gaya hidup ini bertahan lama adalah menikmati prosesnya.

“Olahraga seharusnya tidak terasa seperti hukuman. Temukan latihan yang membuatmu bersemangat, entah itu angkat beban, yoga, atau bersepeda. Kalau kamu menikmatinya, konsistensi akan mengikuti,” tulis laporan tersebut.

Etika yang Tidak Tertulis

Selain soal keselamatan, etika di gym juga penting. Artikel Our Midland menekankan bahwa kebiasaan sederhana seperti mengembalikan beban, melap peralatan setelah digunakan, dan tidak memonopoli mesin adalah bagian dari menghargai orang lain.

“Gym adalah ruang bersama. Etika dasar sangat memengaruhi kenyamanan dan motivasi semua orang. Sopan santun di gym sama pentingnya dengan teknik latihan itu sendiri,” tulis laporan itu.

Gaya hidup gym adalah perjalanan panjang, bukan sprint. Dengan kombinasi semangat, kesadaran kesehatan, pola hidup seimbang, dan etika, pengalaman berolahraga bisa menjadi lebih dari sekadar rutinitas, ia bisa menjadi cara untuk mencintai diri sendiri dan orang lain.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts