
Petta – Indonesia memasuki tahun 2024 dengan optimisme tinggi terhadap perkembangan ekosistem startup. Setelah guncangan ekonomi global akibat pandemi dan ketidakpastian geopolitik, sektor ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun, tantangannya masih banyak: dari pendanaan yang lebih selektif hingga persaingan yang semakin ketat.
Menurut laporan “Startup Landscape 2023” yang diterbitkan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia tetap menjadi salah satu pasar terbesar untuk startup di Asia Tenggara. Laporan tersebut mencatat bahwa total nilai investasi di sektor ini mencapai USD 4,5 miliar pada 2023, meski mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, sektor teknologi finansial (fintech), logistik, dan edutech terus menjadi primadona, menyumbang lebih dari 70 persen dari total investasi.
“Ekosistem startup Indonesia memiliki potensi besar untuk melahirkan unicorn baru, terutama di sektor fintech,” ujar Irwan Hartanto, analis teknologi dari Universitas Indonesia. “Tantangan utamanya adalah kemampuan startup untuk beradaptasi dengan regulasi yang terus berkembang, sekaligus menciptakan solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan pasar lokal.”
Salah satu contoh yang menarik perhatian adalah fintech berbasis peer-to-peer lending yang fokus pada pembiayaan UMKM di daerah terpencil. Startup seperti Amartha dan KoinWorks berhasil membuktikan bahwa solusi berbasis teknologi dapat menjangkau masyarakat yang selama ini kurang terlayani oleh lembaga keuangan konvensional. “Kami melihat tren pertumbuhan yang positif, khususnya di kalangan pelaku UMKM,” kata CEO Amartha, Aria Widyanto, dalam sebuah diskusi baru-baru ini.
Namun, perjalanan menuju status unicorn tidaklah mudah. Pengamat startup, Andini Rahmawati, mencatat bahwa hanya startup yang mampu menjaga efisiensi operasional dan diversifikasi pendapatan yang akan bertahan. “Investor saat ini lebih fokus pada profitabilitas daripada pertumbuhan agresif,” tambahnya.
Di sisi lain, pemerintah terus mendukung perkembangan ekosistem ini melalui program seperti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan kebijakan insentif pajak. Harapannya, kombinasi antara dukungan regulasi dan inovasi teknologi dapat mendorong startup lokal ke level berikutnya.
Di tengah tantangan dan peluang yang ada, optimisme tetap menjadi narasi utama. Dengan populasi muda yang melek teknologi dan kebutuhan pasar yang terus berkembang, ekosistem startup Indonesia memiliki fondasi kuat untuk melahirkan unicorn baru. Tahun 2024 bisa menjadi momen kebangkitan bagi startup lokal untuk kembali bersinar di panggung global.