Mimpi Megah Metaverse Sudah Mati: Apa yang Salah dengan Dunia Virtual?”

Ilustrasi: Dunia virtual metaverse. (©Freepik/Rawpixel)

Petta – Ketika Mark Zuckerberg pertama kali memperkenalkan metaverse sebagai “masa depan internet,” dunia menyambutnya dengan hype besar-besaran. Konsep dunia virtual di mana kita bisa bekerja, bermain, dan berinteraksi tanpa batasan fisik terdengar seperti mimpi. Tetapi beberapa tahun kemudian, mimpi itu tampaknya berantakan.

Menurut laporan dari Bloomberg dan The Verge, perusahaan teknologi besar seperti Meta dan Microsoft mulai mundur dari investasi mereka di metaverse. Bahkan, Meta sendiri mengalihkan fokusnya ke AI generatif, meninggalkan proyek-proyek besar seperti Horizon Worlds dalam keadaan stagnan.

Ben Thompson, analis teknologi di Stratechery, menyebutkan bahwa “Metaverse terhambat oleh ketidaksiapan teknologi seperti perangkat keras VR yang masih mahal dan berat. Anda tidak bisa mengharapkan adopsi massal jika pengalaman awalnya saja merepotkan.” Kendala ini menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan besar seperti Microsoft mengurangi investasi pada metaverse

Masalah utamanya adalah kurangnya adopsi. Laporan terbaru menunjukkan bahwa pengguna aktif harian di platform seperti Decentraland sering kali tidak melebihi angka ratusan. Selain itu, biaya infrastruktur untuk membangun dunia virtual ini sangat mahal, sementara imbal hasilnya minim. Bahkan perusahaan yang dulu mendukung metaverse kini mempertanyakan keberlanjutannya, terutama dalam menghadapi tren baru seperti AI dan blockchain yang lebih menarik perhatian investor.

Faktor lain yang memperparah adalah kurangnya daya tarik teknologi itu sendiri. “Memakai headset VR selama berjam-jam adalah mimpi buruk ergonomis,” ujar salah satu pengulas teknologi. Di sisi lain, platform metaverse sering terasa membosankan dan tidak memiliki nilai tambah dibandingkan media sosial tradisional.

Apakah ini babak akhir dari metaverse? Mungkin tidak sepenuhnya, tapi satu hal jelas: metaverse seperti yang dibayangkan Zuckerberg mungkin tidak akan pernah menjadi kenyataan.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts