
Petta – Sepanjang tahun 2024, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar mencatat 510 kasus kekerasan. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 634 kasus. Meski demikian, isu ini tetap menjadi perhatian serius di tahun 2025.
Kepala DPPPA Kota Makassar, Achi Soleman, menyebutkan penurunan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk media yang konsisten mengampanyekan isu anti kekerasan. Selain itu, kontribusi dari masyarakat dalam melaporkan kasus kekerasan dinilai sangat efektif.
“Kesadaran masyarakat makin meningkat. Bahkan kini lebih berani melaporkan kasus kekerasan (speak up) ke UPTD PPA,” ungkap Achi , Selasa (28/1/2025).

Berdasarkan data DPPPA, dari total 510 kasus kekerasan, mayoritas korban adalah perempuan dengan 341 kasus. Sementara kekerasan terhadap laki-laki tercatat sebanyak 169 kasus. Jika dilihat dari kategori usia, anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan dengan 381 kasus, sedangkan orang dewasa sebanyak 129 kasus.
Achi juga menjelaskan bahwa masyarakat semakin percaya terhadap layanan pendampingan yang disediakan. Untuk memperluas akses, DPPPA Makassar telah menambah 90 shelter warga di berbagai kelurahan. “Layanan ini kami sediakan untuk mendukung korban agar mendapatkan pendampingan secara optimal,” lanjutnya.
Meski jumlah kasus menurun, Achi menegaskan bahwa penguatan regulasi tetap menjadi prioritas. Aturan yang lebih tegas, khususnya terkait kekerasan seksual, dinilai sangat diperlukan untuk memberikan perlindungan hukum yang lebih baik.
Dirinya berharap kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat terus ditingkatkan demi memastikan perlindungan terhadap anak dan perempuan semakin optimal di Makassar.
“Masyarakat terus kami dorong untuk berani melapor atau speak up, karena hal inilah yang menjadi salah satu indikator dalam menurunkan angka kekerasan pada anak dan perempuan,” tutup Achi.