
Petta – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membeberkan pertemuannya dengan Felicia Tissue, mantan kekasih Kaesang Pangarep, dalam sebuah diskusi yang ia klaim sebagai bagian dari perjuangan keadilan. Pertemuan ini berlangsung di tengah hiruk-pikuk politik menjelang Pemilu 2024 dan mencuri perhatian publik lantaran melibatkan figur yang pernah berada dalam orbit keluarga Presiden Joko Widodo.
Felicia, yang selama beberapa tahun terakhir lebih dikenal sebagai selebgram, hadir bersama ibunya dalam pertemuan tersebut. Mereka mengenakan jaket merah dengan angka tiga, simbol nomor urut PDIP dalam pemilu mendatang. Meski demikian, Hasto menegaskan bahwa jaket tersebut tidak menunjukkan afiliasi politik, melainkan simbol keberanian dalam memperjuangkan kebenaran.
“Ketika bertemu, saya berikan jaket sebagai simbol semangat keberanian untuk menegakkan demokrasi,” ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan itu, kata Hasto, ibu Felicia menyampaikan keresahan terkait keadilan yang dirasa belum terwujud. Ia juga menyebut ada informasi penting yang dibagikan oleh keluarga Felicia.
Namun, Hasto bersikeras bahwa isi informasi tersebut tidak untuk konsumsi publik. “Ketika rakyat diperlakukan seperti ini, mereka bergerak dan menyampaikan banyak informasi berharga kepada saya. Apa informasinya? Itu rahasia,” katanya.

Felicia Tissue di Tengah Panggung Politik
Nama Felicia Tissue pertama kali menjadi perbincangan saat hubungannya dengan Kaesang Pangarep kandas beberapa tahun silam. Kala itu, kisah asmara mereka yang diwarnai dengan dugaan “ghosting” sempat memicu simpati publik, terutama di media sosial. Sejak itu, Felicia bertransformasi menjadi seorang selebgram yang dikenal dengan konten-kontennya yang bernuansa gaya hidup mewah.
Kini, keterlibatannya dalam isu yang diangkat oleh Hasto menunjukkan dimensi baru dari sosok Felicia. Apakah ini langkah yang dirancang untuk menaikkan citra politik PDIP, ataukah murni sebuah perjuangan pribadi untuk menuntut keadilan? Pengamat politik melihat ini sebagai sebuah strategi untuk menguatkan narasi PDIP sebagai partai yang dekat dengan masyarakat kecil, termasuk mereka yang merasa terpinggirkan.
“Ini adalah bagian dari simbolisasi politik. Felicia adalah figur yang dikenal luas, terutama di kalangan generasi muda. Membawa isu ini ke depan publik membantu PDIP memperkuat citra sebagai partai yang memperjuangkan keadilan,” kata Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika.
Spekulasi dan Dampak
Meski Hasto menekankan bahwa pertemuan tersebut tidak bermuatan politik praktis, pemakaian jaket merah dengan simbol PDIP tetap memunculkan spekulasi. Felicia dan ibunya tampak memosisikan diri sebagai sosok yang memperjuangkan kebenaran, meski detail tuntutan mereka masih belum jelas.
Di tengah berbagai asumsi, Hasto mengungkapkan bahwa tujuannya tetap untuk membantu masyarakat yang merasa dirugikan. “Sebagai bangsa besar, kita tidak boleh diperlakukan seperti ini oleh keluarga Pak Jokowi,” ujarnya, tanpa merinci lebih lanjut konteks pernyataan tersebut.
Apakah ini hanya sekadar manuver politik menjelang Pemilu 2024, ataukah benar-benar panggilan untuk memperjuangkan keadilan? Publik masih menunggu kelanjutan cerita dari pertemuan yang mencampurkan narasi politik, personal, dan simbolik ini.