BPS: Sulsel Catat Inflasi 1,23 Persen di Desember 2024, Tertinggi di Luwu Timur

Ilustrasi: Kondisi inflasi di Sulawesi Selatan yang tetap terkendali. (©Freepik)

Petta – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan melaporkan inflasi sebesar 1,23 persen secara year-on-year (yoy) pada Desember 2024. Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sulawesi Selatan tercatat sebesar 106,26. Angka ini menunjukkan kondisi inflasi yang tetap terkendali meskipun terdapat kenaikan pada sejumlah kelompok pengeluaran.

“Inflasi Sulawesi Selatan masih dalam batas yang terkendali. Namun, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan signifikan,” kata Kepala BPS Sulsel, Aryanto, dalam konferensi pers di Makassar, Selasa (31/12/2024).

Kabupaten Luwu Timur mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,02 persen dengan IHK 106,78. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kabupaten Wajo sebesar 0,68 persen dengan IHK 106,41. Menurut Aryanto, lonjakan harga bahan makanan dan minuman menyebabkan kenaikan harga di Luwu Timur.

“Faktor utama di Luwu Timur adalah kenaikan harga beras, minyak goreng, dan daging ayam ras, yang sangat memengaruhi kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau,” tambah Aryanto.

Berdasarkan data BPS, kenaikan inflasi dipengaruhi oleh beberapa kelompok pengeluaran sebagai berikut:

  • Makanan, minuman, dan tembakau: naik 0,69 persen
  • Pakaian dan alas kaki: naik 1,30 persen
  • Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: naik 0,86 persen
  • Kesehatan: naik 2,26 persen
  • Penyediaan makanan dan minuman/restoran: naik 2,66 persen
  • Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik 6,39 persen

Namun, terdapat juga kelompok pengeluaran yang mencatat deflasi, yaitu transportasi (-0,06 persen) dan informasi, komunikasi, serta jasa keuangan (-0,28 persen).

Selain itu, tingkat inflasi month-to-month (mtm) pada Desember 2024 tercatat sebesar 0,38 persen, dengan tingkat inflasi year-to-date (ytd) yang sama dengan tingkat yoy, yakni 1,23 persen. Aryanto menyatakan bahwa inflasi tetap terkendali berkat pengendalian harga oleh pemerintah daerah.

“Kami mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya menjadi periode krusial,” ungkap Aryanto.

BPS berharap upaya pengendalian harga dapat terus ditingkatkan untuk menjaga daya beli masyarakat. Terlebih, memasuki awal tahun 2025, berbagai tantangan seperti cuaca ekstrem dan fluktuasi harga komoditas global bisa memengaruhi stabilitas harga di pasar lokal.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts