Mengapa Mobil Listrik Lebih Berbahaya untuk Planet Daripada yang Kita Kira

‘Ladang Lithium’ di dataran garam Salar de Atacama di bagian utara Chili. (©Tom Hegen)

Petta – Mobil listrik sering disebut-sebut sebagai solusi paling hijau untuk masa depan transportasi. Tetapi, apakah klaim ini benar-benar sesuai dengan kenyataan? Di balik narasi ramah lingkungan, ada sisi gelap yang jarang dibahas.

Masalah terbesar adalah baterai. Mobil listrik menggunakan baterai lithium-ion, yang membutuhkan ekstraksi mineral seperti lithium, kobalt, dan nikel. Penambangan mineral ini merusak lingkungan secara besar-besaran. Di Bolivia dan Chile, penambangan lithium menguras sumber daya air lokal, meninggalkan tanah kering dan penduduk desa tanpa akses air bersih.

Professor Richard Herrington, kepala riset mineral di Natural History Museum London, menjelaskan, “Setiap kendaraan listrik membutuhkan sekitar 30-40 kilogram lithium. Penambangan mineral ini menciptakan dampak lingkungan yang sangat besar, termasuk deforestasi dan hilangnya sumber daya air di wilayah sensitif.” Fakta ini menimbulkan dilema besar bagi masyarakat global yang menginginkan solusi berkelanjutan

Selain itu, energi yang digunakan untuk mengisi daya mobil listrik sering kali berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa di banyak negara, sebagian besar listrik masih berasal dari batu bara atau gas alam. Jadi, meskipun mobil listrik tidak mengeluarkan emisi langsung, jejak karbonnya tetap signifikan jika melihat sumber daya energinya.

Masalah daur ulang juga menjadi bom waktu. Baterai lithium-ion sulit didaur ulang, dan banyak yang akhirnya menjadi limbah beracun. Bahkan negara-negara maju pun masih bergulat dengan bagaimana menangani limbah baterai ini.

Kesimpulannya? Mobil listrik mungkin lebih bersih daripada kendaraan berbahan bakar fosil dalam beberapa aspek, tetapi menyebutnya sebagai solusi sempurna adalah kesalahan besar. Teknologi ini membutuhkan reformasi besar, dari rantai pasok mineral hingga sumber energi bersih, jika ingin benar-benar menyelamatkan planet.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts