
Jakarta, Petta – Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) baru, Erick Thohir, dalam perombakan kabinet atau reshuffle yang dilakukan pada Rabu, 17 September 2025. Pengangkatan ini menjadi salah satu sorotan utama dalam Kabinet Merah Putih, terutama karena Erick Thohir sebelumnya menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di kabinet yang sama.
Erick Thohir, yang juga dikenal sebagai Ketua Umum PSSI, menggantikan Menpora sebelumnya, Dito Ariotedjo. Pelantikan ini merupakan bagian dari perombakan yang juga melibatkan penunjukan Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, serta beberapa wakil menteri baru.
Rekam Jejak Mumpuni di Dunia Olahraga
Penunjukan Erick Thohir dipandang banyak pihak sebagai langkah strategis karena rekam jejaknya yang panjang di dunia olahraga. Ia memiliki pengalaman sebagai pemilik klub basket Satria Muda sejak tahun 1998 dan pernah menjabat Ketua Umum PERBASI pada periode 2004-2006.
Di dunia sepak bola, pengalaman Erick tidak kalah mentereng. Ia pernah menjadi manajer Persija Jakarta pada 1997-an, Wakil Komisaris Utama Persib Bandung (2009-2019), hingga memiliki saham di klub Persis Solo dan Oxford United. Namun, puncak karier internasionalnya adalah saat menjadi pemilik klub Major League Soccer, D.C. United (2012-2018), dan mengakuisisi klub Serie A Italia, Inter Milan, yang ia pimpin sebagai presiden klub dari 2013 hingga 2018.
Saat ini, Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI sejak Februari 2023. Di bawah kepemimpinannya, Timnas Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama dengan masuknya sederet pemain naturalisasi.
Dilema Rangkap Jabatan dan Visi Menpora
Pengangkatan Erick Thohir memunculkan perdebatan tentang potensi konflik kepentingan karena ia merangkap jabatan sebagai Menpora dan Ketua Umum PSSI. Pengamat sepak bola Muhammad Kusnaeni menyarankan agar Erick Thohir melepaskan jabatan Ketua Umum PSSI dan fokus sebagai Menpora, karena tugasnya kini mencakup seluruh cabang olahraga dan kepemudaan.
Menanggapi hal ini, Erick Thohir menunjukkan langkah berbeda dari pendahulunya, Zainudin Amali, yang mundur dari Menpora setelah terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI pada 2023. Erick menyatakan bahwa keputusan mengenai statusnya di PSSI akan diserahkan kepada FIFA. “Itu nanti prosesnya di FIFA. Badan sepak bola dunia yang menentukan,” katanya.
Terlepas dari pro-kontra tersebut, Erick Thohir telah menyampaikan visinya untuk pembangunan olahraga nasional. Ia menekankan pentingnya membuat “road map bersama” agar tidak terjadi kebingungan saat ada pergantian kepemimpinan. Ia juga meyakinkan publik dengan rekam jejaknya.
“Saya Alhamdulillah pernah di bawah, tengah, naik, dan turun. Saya pernah jadi Ketua Umum Perbasi, saya pernah Ketua Umum KOI. Semua itu sudah pernah, jadi jangan khawatir. Kami juga pernah punya Asian Games (2018) yang sangat sukses,” ujarnya.
Dengan pengalaman luas dan optimisme dari berbagai pihak , Erick Thohir kini dihadapkan pada tugas besar untuk memimpin Indonesia menuju prestasi di berbagai ajang, termasuk persiapan SEA Games 2025 di Thailand dan kualifikasi Piala Dunia 2026.