
Petta – Sabtu malam, 11 Januari 2025, Auditorium Al-Jibra di Kampus II Universitas Muslim Indonesia (UMI) dipenuhi kehangatan. Milad ke-53 Fakultas Hukum UMI dirayakan dengan Silaturahmi Nasional, yang mempertemukan alumni lintas generasi, civitas akademika, dan perwakilan organisasi mahasiswa. Di antara wajah-wajah penuh nostalgia, dua tokoh menarik perhatian: Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H., Menteri Hukum RI, dan Dr. H. Muhammad Taufan Pawe, S.H., M.H., anggota Komisi II DPR RI serta mantan Wali Kota Parepare.
Malam itu, bukan hanya prestasi keduanya yang jadi sorotan, tetapi juga kisah perjalanan mereka. Meski berbeda angkatan, Supratman Andi Agtas adalah alumnus 1988 dan Taufan Pawe dari 1983, ada benang merah yang erat menghubungkan mereka: Fakultas Hukum UMI yang sama-sama menempa mereka menjadi pemimpin, perjalanan karier yang serupa di legislatif dan eksekutif, serta dosen pembimbing yang sama, yaitu Prof. Dr. H. Hambali Thalib, S.H., M.H., dan mendiang Prof. Dr. Rusli Effendy.
Dalam sambutannya, Supratman mengenang masa-masa kuliah di Fakultas Hukum UMI. Ia menceritakan bagaimana ia bersama teman-temannya mendirikan Forum Kajian Dan Penelitian Hukum (FKPH), wadah yang menjadi tempat bertukar pikiran sekaligus melatih kemampuan analitis mereka. “Saat para dosen berdiskusi, kami pun tak mau kalah. Saya dan teman-teman menggagas lembaga kajian ilmu hukum dan sosial. Itu adalah bagian dari perjalanan intelektual saya di sini,” ujar Supratman dengan nada penuh nostalgia.

Tak lupa, ia menyampaikan rasa hormat kepada para dosennya, khususnya kepada Prof. Hambali dan Prof. Rusli. “Saya bersyukur mendapat pembimbing seperti beliau-beliau. Nasihat dan bimbingan mereka mengarahkan saya ke jalur yang saya tempuh saat ini,” tambahnya.
Taufan Pawe pun berbicara dengan nada serupa. Ia mengawali dengan mengungkapkan rasa syukurnya atas ilmu yang ia peroleh di Fakultas Hukum UMI. “Di sinilah saya dibentuk. Di sinilah saya diajarkan untuk tidak hanya memahami hukum, tetapi juga memahami nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
Taufan Pawe juga mengenang dua dosen yang sama, yang pernah membimbingnya beberapa tahun sebelum Supratman Andi Agtas. “Saya dan Pak Menteri punya kesamaan, pembimbing kami adalah Prof. Hambali dan Prof. Rusli. Mereka adalah sosok yang tak tergantikan. Mungkin waktu kami berbeda, tetapi pelajaran hidup yang mereka ajarkan tetap sama,” ujarnya dengan suara penuh haru.
Sebagai alumni, Taufan menceritakan perjalanan kariernya yang bermula sebagai lawyer, hingga akhirnya menduduki kursi Wali Kota Parepare selama dua periode. Kini, ia diamanahkan di legislatif sebagai anggota DPR RI.
“Saya dan Pak Menteri ini sepertinya saling melengkapi. Beliau memulai dari legislatif, saya dari eksekutif. Namun, satu hal yang sama, kami berdua berutang banyak pada fakultas ini dan para maha guru terpelajarnya,” tutur Taufan dengan penuh rasa syukur.
Malam itu, cerita keduanya mengingatkan semua yang hadir tentang betapa pentingnya peran seorang guru dan bagaimana ilmu yang ditanamkan akan tumbuh dalam bentuk pengabdian. Bagi Supratman dan Taufan, Fakultas Hukum UMI bukan sekadar tempat kuliah, tetapi rumah di mana mereka belajar, bermimpi, dan membangun jati diri.
Di penghujung acara, suasana terasa hangat saat keduanya saling berjabat tangan. Sebuah simbol persahabatan, penghormatan, dan kesamaan visi yang terus menyala. Fakultas Hukum UMI telah menanamkan benih yang kini berbuah di panggung nasional, menginspirasi generasi muda untuk terus bermimpi dan berkontribusi bagi bangsa.