
Petta – PSM Makassar, sebagai juara bertahan Liga 1, tengah menghadapi periode sulit dengan performa yang tak kunjung stabil. Dalam lima laga terakhir, mereka hanya mencatat satu kemenangan dan tiga hasil imbang. Bahkan, skor imbang kontra Persik Kediri dan Persebaya Surabaya di laga sebelumnya menunjukkan betapa sulitnya tim ini menjaga momentum untuk meraih hasil maksimal.
Di pertandingan melawan Bali United, PSM kembali kehilangan kesempatan untuk mengamankan poin penuh. Meski sempat unggul melalui gol Daisuke Sakai, konsentrasi mereka runtuh di menit-menit akhir. Gol penyama kedudukan yang dicetak oleh Muhammad Rahmat yang notabene mantan pemain PSM Makassar menjadi pukulan besar bagi tim Bernardo Tavares. Gol itu pun menjadi simbol kelemahan lini pertahanan yang kerap lengah di momen-momen krusial.

Inkonsistensi PSM juga dipengaruhi oleh absennya sejumlah pemain kunci seperti Yuran Fernandes dan Hilman Syah, yang mengakibatkan koordinasi di lapangan menjadi kurang optimal. Selain itu, lini serang mereka sering kali gagal memanfaatkan peluang emas untuk mencetak gol tambahan, seperti yang terlihat dalam laga melawan Arema FC dan Persebaya.
Laju hasil imbang ini tentu saja membuat suporter resah. “Hampir menang 👏” tulis salah satu suporter dengan nama pengguna @haerilanwar di kolom komentar instagram PSM.
Pertanyaan besar pun muncul: apakah tren ini akan terus berlanjut? Jika ya, maka peluang PSM untuk mempertahankan gelar juara semakin mengecil. Di tengah jadwal yang padat, mampukah Bernardo Tavares menemukan formula untuk mematahkan tren negatif ini? Atau justru PSM akan terus terjebak dalam inkonsistensi dan sekadar menjadi pengumpul hasil imbang musim ini?
Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat menentukan nasib Juku Eja di kompetisi tahun ini. Ewako!